Penginderaan Jauh: Memahami Perbedaan Citra Foto dan Citra Non-Foto

Penginderaan jauh (inderaja) telah merevolusi berbagai bidang, dari geografi dan lingkungan hingga perencanaan kota dan pertanian. Kemampuannya untuk memberikan informasi detail tentang permukaan bumi tanpa kontak fisik langsung telah terbukti sangat berharga. Data penginderaan jauh, terutama dalam bentuk citra, menjadi kunci dalam pemahaman dan pengelolaan lingkungan kita. Citra sendiri terbagi menjadi dua kategori utama: citra foto dan citra non-foto. Artikel ini akan mengupas perbedaan mendasar antara kedua jenis citra ini, karakteristik unik masing-masing, serta contoh penerapannya dalam berbagai konteks.

Pengertian Citra Foto dan Citra Non-Foto

Dalam konteks penginderaan jauh, citra merupakan representasi visual dari objek atau fenomena di permukaan bumi yang direkam oleh sensor. Perbedaan mendasar antara citra foto dan non-foto terletak pada jenis sensor yang digunakan dan prinsip perekamannya.
Citra Foto: Citra foto dihasilkan melalui proses fotografi, menggunakan sensor kamera yang merekam pantulan cahaya tampak (visible light) dan sebagian kecil spektrum elektromagnetik di sekitarnya, seperti ultraviolet (UV) dan inframerah dekat (near-infrared, NIR). Proses ini mirip dengan pengambilan foto biasa, namun dilakukan dari ketinggian tertentu, baik menggunakan pesawat terbang (foto udara) maupun satelit (citra satelit). Hasilnya adalah citra yang secara visual menyerupai apa yang dilihat mata manusia.
Citra Non-Foto: Citra non-foto dihasilkan oleh sensor yang tidak menggunakan prinsip fotografi. Sensor ini mendeteksi energi elektromagnetik di luar spektrum cahaya tampak, seperti inframerah termal (thermal infrared), gelombang mikro (microwave), dan radar. Energi elektromagnetik ini kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang kemudian diolah menjadi citra. Citra non-foto memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh dari citra foto, seperti suhu permukaan, kelembaban tanah, dan struktur bawah permukaan, bahkan di bawah tutupan vegetasi.


Perbedaan Utama Antara Citra Foto dan Citra Non-Foto

Tabel berikut merangkum perbedaan utama antara citra foto dan citra non-foto:
FiturCitra FotoCitra Non-Foto
SensorKamera (film atau digital)Sensor non-kamera (inframerah, microwave, radar)
Proses PerekamanFotografi (cahaya tampak)Elektronik (energi elektromagnetik)
Spektrum EMCahaya tampak, UV, NIRInframerah termal, microwave, radar
Resolusi SpasialUmumnya lebih tinggiUmumnya lebih rendah
WarnaWarna alami (true color) atau semu (false color)Warna semu (false color)
WahanaPesawat terbang, droneSatelit
InformasiBentuk, warna, tekstur visualSuhu, kelembaban, struktur bawah permukaan

Jenis-Jenis Citra Foto dan Citra Non-Foto

Citra Foto: Klasifikasi citra foto dapat berdasarkan spektrum elektromagnetik yang direkam (misalnya, foto ortokromatik, pankromatik, inframerah), wahana pengambilan (foto udara, citra satelit), jumlah kamera (tunggal, jamak), sumbu kamera (vertikal, condong), dan warna (warna asli, warna semu).
Citra Non-Foto: Klasifikasi citra non-foto umumnya berdasarkan spektrum elektromagnetik (inframerah termal, gelombang mikro, radar), sumber sensor (tunggal, multispektral), dan wahana pengambilan (dirgantara, satelit).

Unsur Interpretasi Citra

Interpretasi citra melibatkan analisis visual untuk mengidentifikasi dan memahami objek dan fenomena yang terekam. Unsur-unsur kunci dalam interpretasi meliputi: rona, warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs, dan asosiasi. Pemahaman terhadap unsur-unsur ini sangat penting untuk mengekstrak informasi yang bermakna dari citra.

Pemanfaatan Citra Foto dan Citra Non-Foto

Baik citra foto maupun non-foto memiliki aplikasi yang luas dan saling melengkapi:
  • Geografi dan Lingkungan: Pemetaan lahan, analisis perubahan lahan, pemantauan hutan, pengelolaan sumber daya air, dan mitigasi bencana.
  • Pertanian: Pemantauan kesehatan tanaman, estimasi hasil panen, dan pengelolaan irigasi presisi.
  • Perencanaan Kota: Pemetaan penggunaan lahan, analisis kepadatan penduduk, dan perencanaan infrastruktur.
  • Kehutanan: Inventarisasi hutan, pemantauan deforestasi, dan pengelolaan kebakaran hutan.
  • Militer dan Keamanan: Pengintaian, pemetaan medan, dan pemantauan perbatasan.

Contoh Pemanfaatan Citra

  • Citra Foto: Foto udara resolusi tinggi digunakan untuk membuat peta topografi detail, sedangkan citra satelit multispektral digunakan untuk memonitor perubahan tutupan lahan dari waktu ke waktu.
  • Citra Non-Foto: Citra inframerah termal digunakan untuk mendeteksi kebocoran panas pada bangunan, sementara citra radar mampu menembus awan untuk memonitor banjir dan tanah longsor, bahkan dalam kondisi cuaca buruk.

Kesimpulan

Citra foto dan non-foto merupakan dua jenis data penginderaan jauh yang saling melengkapi. Citra foto memberikan representasi visual yang akurat, sementara citra non-foto memberikan informasi tentang sifat fisik dan termal objek yang tersembunyi dari penglihatan mata telanjang. Penggunaan kombinasi keduanya seringkali menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan akurat tentang lingkungan dan fenomena yang diamati. Kemajuan teknologi penginderaan jauh terus meningkatkan kualitas dan jangkauan aplikasi kedua jenis citra ini, membuka peluang baru dalam berbagai bidang.

Related Posts with Penginderaan Jauh: Memahami Perbedaan Citra Foto dan Citra Non-Foto

0 Response to Penginderaan Jauh: Memahami Perbedaan Citra Foto dan Citra Non-Foto

Post a Comment